3 Perbedaan Jerawat Tanda Hamil dan Haid, Jangan Salah!

Apa kamu tahu? Dengan mengetahui perbedaan jerawat tanda hamil dan haid, rupanya bisa membantu untuk menentukan cara mengatasinya.

Kemunculan jerawat secara tiba-tiba sangat umum dialami oleh wanita saat telat haid dan ibu hamil. Penyebab utama munculnya jerawat ini adalah akibat produksi minyak atau sebum yang berlebihan.

Namun, rupanya ada beberapa faktor yang membedakan antara jerawat hamil dan haid. Yuk, simak info lengkapnya.

Perbedaan Jerawat Tanda Hamil dan Haid

Jerawat yang tiba-tiba muncul kerap kali dianggap sebagai tanda PMS (premenstrual syndrome) dan kehamilan. Pasalnya, memang cukup banyak wanita yang mengalami jerawat saat haid dan hamil.

Berdasarkan hasil studi tahun yang dipublikasikan di Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, sebanyak 65% wanita mengalami jerawat di wajah ketika menstruasi.

Kemunculan jerawat juga merupakan hal yang umum dialami oleh wanita yang hamil muda. Adapun penyebab utamanya sama dengan jerawat tanda haid, yaitu terjadinya produksi sebum yang berlebihan.

Sebum diproduksi oleh kelenjar sebasea pada lapisan kulit. Sementara tingkat produksinya dapat berubah akibat pengaruh hormon.

Meskipun sama-sama dipicu oleh perubahan hormon, terdapat beberapa perbedaan jerawat tanda hamil dan haid yang perlu kamu ketahui. Terutama karena kondisi dan cara mengatasi dua jenis jerawat ini berbeda.

Langsung saja, berikut ulasan perbedaannya:

1. Waktu dan Durasi Kemunculan Jerawat

Perbedaan jerawat haid dan hamil yang pertama bisa kamu lihat dari waktu kemunculannya.

Jerawat biasanya muncul pada tahap awal kehamilan atau trimester pertama kehamilan. Penyebabnya yaitu kecenderungan terjadinya peningkatan produksi sebum saat hamil muda.

Ada beberapa gejala yang membarengi munculnya jerawat hamil, seperti warna kulit yang menjadi lebih gelap. Selain itu, jerawat hamil biasanya bertahan dalam waktu cukup lama di kulit wajah.

Sementara itu, jerawat haid muncul ketika pra menstruasi alias menjelang haid. Biasanya, jerawat akan menghilang saat menstruasi datang atau selesai.

Sehingga durasi kemunculannya terbilang lebih singkat daripada jerawat hamil. Walaupun durasi pastinya dapat berbeda-beda tergantung kondisi kulit.

Baca juga: 10 Rekomendasi Lipstik yang Aman untuk Ibu Hamil

2. Penyebab Jerawat

Baik jerawat hamil maupun haid, faktor pemicunya adalah produksi sebum yang berlebihan. Sebum merupakan zat yang dihasilkan oleh kelenjar sebasea untuk menjaga kelembaban kulit.

Nah, tingkat produksi dari kelenjar tersebut dapat meningkat ketika terjadi perubahan kondisi hormonal tubuh.

Selama trimester pertama kehamilan yang berlangsung mulai dari hari pertama hingga minggu ke-12, tubuh ibu hamil akan memproduksi lebih banyak hormon progesterone.

Peningkatan hormon progesterone inilah yang kemudian memicu terjadinya produksi sebum berlebihan dan penyumbatan pori-pori.

Sementara itu, wanita juga mengalami fluktuasi hormon saat menstruasi. Lebih tepatnya, terjadi penurunan kadar estrogen dalam tubuh. Kadar sejumlah hormon lain juga mengalami perubahan, sehingga keseimbangan hormonal terganggu.

Kondisi tersebut merangsang reseptor di kulit dan menyebabkan produksi sebum menjadi berlebihan.

3. Ciri-ciri Jerawat

Kamu juga bisa melihat beda jerawat tanda haid dan hamil dari ciri-cirinya. Meskipun sebenarnya hal ini tidak mudah dilakukan. Pasalnya, tidak terdapat perbedaan signifikan antara jerawat haid dan hamil.

Walau begitu, ada beberapa ciri yang bisa membantu membedakan. Salah satunya kondisi jerawat hamil yang cenderung keras saat disentuh.

Hal tersebut disebabkan peningkatan produksi sebum pada awal kehamilan yang terlalu banyak. Akibatnya, jerawat lebih keras dan terasa lebih sakit.

Sedangkan kondisi jerawat tanda haid bisa berbeda-beda. Ada yang muncul sendirian, tapi ada juga yang muncul bersamaan sehingga menyebabkan bruntusan. Tingkat keparahannya pun bervariasi antara satu orang dengan yang lain.

Jerawat hamil cenderung muncul pada area yang disebut zona T, yaitu dahi, hidung, dan dagu. Namun, jerawat haid juga dapat muncul pada area tersebut.

Umumnya, jerawat hamil dan haid muncul di wajah. Kendati begitu, jerawat bisa juga timbul pada bagian tubuh lain, seperti bahu, punggung, dan dada.

Cara Mengatasi Jerawat Hamil dan Haid

Jerawat tanda hamil dan haid muncul bukan karena penyumbatan kotoran, melainkan akibat perubahan kadar hormon dalam tubuh. Inilah mengapa kedua jenis jerawat ini sulit untuk diatasi dengan obat jerawat.

Meskipun jerawat hamil dan haid tidak berbahaya, kehadiran jerawat biasanya menyebabkan rasa tidak nyaman. Jerawat juga dapat mengganggu penampilan dan membuat kurang percaya diri.

Biasanya, jerawat haid lebih parah daripada jerawat hamil. Sementara dari segi durasi, jerawat hamil akan menetap di kulit dalam waktu yang lebih lama.

Jadi, wajar saja bila wanita bingung mencari cara mengatasinya meski jerawat bisa hilang sendiri.

Nah, beberapa hal berikut dapat membantu kamu untuk mengatasi jerawat hamil dan haid:

  • Mencuci muka dua kali sehari dengan rutin.
  • Menggunakan sabun muka anti jerawat yang bebas kandungan alkohol.
  • Membiasakan diri mencuci tangan dulu sebelum menyentuh wajah.
  • Menghindari produk yang mengandung zat iritan, seperti acne concealer dan produk hairstyling.
  • Menghindari produk kosmetik yang tinggi kandungan minyak.
  • Jangan memencet jerawat.
  • Melindungi kulit dari paparan sinar matahari.
  • Memperbanyak konsumsi air putih untuk menghindari dehidrasi.
  • Mengatasi jerawat dengan perawatan dengan bahan alami, seperti cuka sari apel.

Kamu juga bisa menggunakan obat untuk mengatasi jerawat. Apabila menggunakan obat jerawat, pastikan memilih produk yang aman untuk ibu hamil.

Pasalnya, pemakaian obat baik secara oral maupun topikal berisiko mempengaruhi bayi dalam kandungan. Sehingga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dulu.

Itu dia ulasan mengenai perbedaan jerawat tanda hamil dan haid. Sebenarnya, kedua jenis jerawat ini biasanya akan hilang dengan sendirinya. Jadi, perawatan dengan menjaga kebersihan cukup membantu.

Share:

Perempuan pejuang yang mengabdikan diri menjadi seorang blogger, penikmat karya sastra, dan sedikit-sedikit menjadi pengamat skincare.

Tinggalkan komentar